Waspada terhadap 7 penyakit di trend hujan

Curah hujan yang semakin tinggi dampak anomali cuaca, mengakibatkan poly lokasi rawan banjir. Sampah yang menumpuk, dan  suhu udara yg cepat berubah memudahkan ketahanan tubuh menurun drastis. Aneka macam penyakit pun siap mengintai.



Langkah paling fundamental merupakan menjaga kebersihan, mirip himbauan kemenkes prof. Dr. Tjandra yoga aditama spp(k), mars, dtm&h, dtce, "cuci tangan gunakan sabun setiap akan makan/minum serta selesainya buang hajat; mengungkep air minum sampai mendidih setiap hari; menjaga kebersihan lingkungan; dan   menghindari tumpukan  sampah pada sekitar rumah."

Karena setidaknya ada  tujuh penyakit yang wajib  diwaspadai pada syarat ekspresi dominan hujan serta banjir sekarang ini, yaitu:

1. Diare
penyakit diare sangat erat kaitanya dengan kebersihan individu (personal hygiene). Pada demam isu hujan dengan curah hujan yg tinggi maka potensi banjir meningkat. Di waktu banjir, sumber-asal air minum masyarakat, khususnya asal air minum dari sumur dangkal akan poly ikut . Pada samping itu pada ketika banjir umumnya akan terjadi pengungsian di mana fasilitas serta wahana serba terbatas termasuk ketersediaan air bersih. Itu seluruh sebagai potensial menimbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat.

2. Leptospirosis
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang diklaim leptospira. Penyakit ini termasuk salah  satu penyakit zoonosis, sebab ditularkan melalui hewan/binatang. Di indonesia binatang penular terutama adalah tikus melalui kotoran serta air kencingnya. Di isu terkini hujan terutama waktu terjadi banjir, maka tikus-tikus yang tinggal pada liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri.

Tikus tadi akan berkeliaran di kurang lebih manusia di mana kotoran serta air kencingnya akan bercampur menggunakan air banjir tersebut. Seorang yg terdapat luka, kemudian bermain/terendam air banjir yg sudah tercampur dengan kotoran/kencing tikus yg mengandung bakteri lepstopira, maka orang tadi potensi dapat terinfeksi dan  akan jatuh menjadi sakit.

“buat menghindari timbulnya penyakit leptospirosis warga  agar melakukan langkah-langkah antisipasi yaitu menekan dan  hindari adanya tikus yg berkeliaran di sekitar kita, dengan selalu menjaga kebersihan; hindari bermain air saat terjadi banjir, terutama Bila terdapat luka; pakai pelindung contohnya sepatu boot, Jika terpaksa harus ke daerah banjir; serta segera berobat ke wahana kesehatan Bila sakit berkepanjangan,” istilah prof. Tjandra.

3. Ispa
Infeksi saluran pernapasan akut (ispa) bisa berupa bakteri, virus serta banyak sekali mikroba lainnya. Gejala primer dapat berupa batuk dan  demam, jikalau berat dapat/ mungkin disertai sesak napas, nyeri dada dan  lain-lain. Buat menangani penyakit ini, rakyat diimbau buat istirahat, pengobatan simtomatis sinkron tanda-tanda, mungkin diperlukan pengobatan kausal buat mengatasi penyebab, menaikkan daya tahan tubuh, mencegah penularan pada orang kurang lebih, diantaranya menggunakan menutup ekspresi saat batuk, tidak meludah sembarangan.

“faktor berkumpulnya banyak orang, contohnya pada kawasan evakuasi korban banjir, pula berperan pada penularan ispa,” kata prof. Tjandra.

4. Penyakit kulit
Penyakit kulit, bisa berupa infeksi, alergi atau bentuk lain di musim banjir maka dilema utamanya adalah kebersihan yg tidak terjaga baik. Mirip jua di ispa, maka faktor berkumpulnya banyak orang, misalnya pada kawasan evakuasi korban banjir, pula berperan pada penularan infeksi kulit.

5. Penyakit saluran cerna
Penyakit saluran cerna lain, contohnya demam tifoid. Pada hal ini jua faktor kebersihan kuliner memegang peranan penting.

6. Penyakit kronik
Selain itu juga perlu diperhatikan perburukan penyakit kronik yang mungkin memang sudah diderita. Hal ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh dampak isu terkini hujan berkepanjangan, dan  apalagi Jika banjir berhari-hari.

7. Demam berdarah
Pada ketika trend hujan, umumnya akan terjadi peningkatan daerah perindukan nyamuk aedes aegypti yaitu nyamuk penular penyakit demam berdarah. Hal ini dikarenakan di ketika trend hujan banyak sampah contohnya kaleng bekas, ban bekas dan  kawasan-kawasan tertentu terisi air serta terjadi genangan buat beberapa ketika. Genangan air  itulah akhirnya menjadi kawasan berkembang biaknya nyamuk tadi. Menggunakan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit, maka risiko terjadinya penularan juga semakin semakin tinggi.

“masyarakat diharapkan ikut berpartisipasi secara aktif melalui gerakan tiga m yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras kawasan penampungan air secara teratur serta menutup daerah penyimpanan air dengan kedap. Selain itu supaya masyarakat segera membawa keluarganya ke wahana kesehatan Bila ada yg sakit dengan gejala  panas tinggi yg tak jelas sebabnya yg disertai adanya gejala perdarahan,” tambah prof. Tjandra.

Sumber : Berbagai sumber

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Waspada terhadap 7 penyakit di trend hujan"

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungan anda
Mohon untuk berkomentar yang sopan, tidak mengandung kalimat yang berbau kekerasan atau kriminal
Dilarang menaruh Link Aktif di Komentar, disitu sudah tersedia Profil Name/Url silahkan dimanfaatkan

Contact Form

Name

Email *

Message *