BAHAYA MENGKONSUMSI MAKANAN KEMASAN DAN SOFT DRINK

Makanan olahan dan dalam kemasan umumnya menggunakan zat aditif atau bahan tambahan. Baik itu sebagai pengawet, penguat rasa atau pewarna. Dalam jumlah kecil, bahan-bahan tambahan tidak berbahaya dan efek sampingnya juga tidak signifikan. Namun bila dikonsumsi terus menerus dengan kuantitas tinggi, bisa menyebabkan gangguan kesehatan serius. Ketahui bahan tambahan apa saja yang umum dimasukkan dalam makanan dan bahayanya, agar Anda tidak berlebihan mengonsumsinya, seperti dilansir abc news.

1. Acesulfame Potassium (Acesulfame-K)
Pemanis bebas kalori, 200 kali lebih manis ketimbang gula biasa. Umumnya digunakan bersama pemanis buatan lainnya untuk menyamarkan aftertaste yang pahit. Lebih dari 5.000 produk makanan di dunia menggunakan bahan ini, termasuk soft drink. Meskipun penggunaannya sudah mendapat izin dari Food & Drug Administration (FDA), konsumsi terlalu sering bisa meningkatkan risiko tumor payudara dan paru-paru, serta gangguan tiroid.

2. Aspartam
Aspartam merupakan bahan pemanis non-kalori yang terbuat dari asam amino dan methanol. Biasanya digunakan sebagai pemanis untuk produk soda diet, yoghurt serta gula diet. Rasanya lebih manis 180 kali daripada gula tebu. Sebenarnya pemanis ini aman tapi apabila dikonsumsi dalam jangka panjang bisa menyebabkan gangguan syaraf dengan gejala sakit kepala, pusing, pikun dan epilepsi (meskipun terbilang jarang).

3. Titanium Dioxide
Titanium merupakan komponen logam yang biasa digunakan pada bahan pembuat cat dan lotion tabir surya. Namun bahan ini juga kerap digunakan industri makanan agar produk yang telah banyak melalui proses pengolahan terlihat lebih putih, seperti pada saus untuk salad dalam kemasan, krimer dan icing sugar. Sebaiknya hindari konsumsi terlalu sering, atau jangan dikonsumsi sama sekali karena titanium terkadang bisa terkontaminasi zat beracun.

4. Glyphosphate
Sering digunakan pada makanan olahan yang mengandung jagung dan kacang kedelai untuk menahan efek negatif dari bahan kimia yang digunakan untuk rekayasa genetik (jagung dan kacang kedelai merupakan dua dari empat biji-bijian yang paling banyak mengalami rekayasa genetik untuk keperluan industri makanan). Meski begitu, Glyphosphate juga memiliki efek samping yang menyebabkan kegemukan, sulit belajar pada anak dan kemandulan.

5. Butylated HydroxyAnisole (BHA)
Jenis antioksidan ini digunakan sebagai bahan pengawet pada lemak dan minyak. Biasa ditemukan dalam produk bir, kraker, sereal, butter dan makanan yang berlemak. Pada sebuah percobaan, konsumsi BHA terus menerus menyebab kanker pada tikus dan hamster. Department of Health and Human Services di Amerika juga melansir adanya indikasi zat ini bisa mengembangkan kanker pada manusia.


6. Red #3 (Erythrosine) & Red #40 (Allura Red)
Zat pewarna yang umumnya digunakan pada permen, cake cokelat, sereal dan pastry. Meskipun pewarna red #3 sudah dilarang penggunaannya untuk produk makanan, masih ada perusahaan 'nakal' yang menggunakannya. Kadar yang berlebihan sering dihubungkan sebagai penyebab tumor kelenjar tiroid.

7. Yellow #5 (Tartrazine) & Yellow #6 (Sunset Yellow)
Termasuk pewarna yang paling umum digunakan untuk produk makanan seperti sereal, pudding, roti, minuman, keripik kentang, cookies dan bumbu masakan. Beberapa penelitian menunjukkan, zat pewarna ini bisa menghambat tumbuh kembang anak dalam belajar dan sulit berkonsentrasi.

Sumber:  wolipop.detik.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " "

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungan anda
Mohon untuk berkomentar yang sopan, tidak mengandung kalimat yang berbau kekerasan atau kriminal
Dilarang menaruh Link Aktif di Komentar, disitu sudah tersedia Profil Name/Url silahkan dimanfaatkan

Contact Form

Name

Email *

Message *